Analisis Detail Proyek DAK-SLBM 2015: Pemberdayaan Masyarakat Pesisir melalui IPAL di Desa Pa'lalakang, Takalar
Proyek DAK-SLBM (Dana Alokasi Khusus - Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat) tahun 2015 di Kabupaten Takalar, khususnya di Dusun Kampung Berru, Desa Pa'lalakang, Kecamatan Galesong, merupakan sebuah studi kasus yang menarik dalam konteks pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan sanitasi. Dibangun dengan anggaran APBD 2015 sebesar Rp 382.899.000,-, proyek ini dijalankan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Takalar dan melibatkan secara aktif Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pesisir sebagai penerima manfaat sekaligus pengelola.
Tujuan dan Sasaran:
Tujuan utama proyek ini adalah meningkatkan kualitas kesehatan dan lingkungan di Dusun Kampung Berru melalui pembangunan dan pengelolaan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang berkelanjutan. Sasarannya meliputi 33 kepala keluarga (KK) dengan total 37 sambungan rumah (SR). Proyek ini tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat melalui partisipasi aktif dalam pengelolaan dan pemeliharaan IPAL.
Spesifikasi Teknis IPAL:
IPAL yang dibangun memiliki kapasitas 20,21 meter kubik, dirancang untuk menangani limbah domestik dari 33 KK. Sistem pengolahan limbah yang digunakan menggabungkan teknologi konvensional dan teknologi modern. Komponen utama IPAL meliputi:
- Settler Konvensional: Sebagai tahap awal pengolahan, settler konvensional berfungsi untuk memisahkan padatan dan cairan dalam limbah.
- Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan Aerated Filter (AF) (Viber): Teknologi ABR dan AF (dengan sistem Viber) digunakan untuk mengolah limbah cair secara biologis, mengurangi beban polutan organik sebelum limbah dibuang ke lingkungan. Penggunaan teknologi Viber mengindikasikan upaya untuk mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas pengolahan limbah.
Sistem pemipaan yang terintegrasi juga merupakan bagian penting dari proyek ini. Pipa utama sepanjang 304,39 meter mendistribusikan limbah dari berbagai sumber ke IPAL. Sistem pemipaan sekunder dan sambungan rumah (SR) sepanjang 481 meter memastikan setiap rumah terhubung dengan sistem pengolahan limbah. Selain itu, terdapat 37 perangkap lemak, 37 bak kontrol, dan 14 manhole untuk memastikan fungsi sistem berjalan optimal dan memudahkan pemeliharaan.
Aspek Keberlanjutan dan Pemberdayaan:
Keberhasilan proyek ini tidak hanya diukur dari pembangunan infrastruktur, tetapi juga dari keberlanjutan pengelolaannya. Iuran bulanan yang dibayarkan setiap rumah tangga (Rp 3.000,- hingga Rp 5.000,-) dirancang untuk menutupi biaya operasional bulanan sebesar Rp 210.000,-. Mekanisme iuran ini merupakan kunci keberlanjutan sistem, karena memastikan adanya dana untuk perawatan dan perbaikan rutin. Keterlibatan aktif KSM Pesisir dalam pengelolaan IPAL menjadi faktor krusial dalam keberhasilan jangka panjang proyek ini. Mereka tidak hanya berperan sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pengelola dan penanggung jawab keberlanjutan sistem.
Kesimpulan:
Proyek DAK-SLBM 2015 di Desa Pa'lalakang merupakan contoh implementasi yang baik dari program pemberdayaan masyarakat berbasis sanitasi. Dengan perpaduan teknologi tepat guna, partisipasi aktif masyarakat, dan mekanisme pendanaan yang berkelanjutan, proyek ini berhasil meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun, pemantauan dan evaluasi berkala tetap diperlukan untuk memastikan keberlanjutan program dan mengatasi potensi kendala yang mungkin muncul di masa mendatang. Studi lebih lanjut dapat dilakukan untuk menganalisis dampak jangka panjang proyek ini terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Komentar
Posting Komentar